PREAHVIHEARHOTEL – Korea, sebuah semenanjung yang kaya dengan warisan budaya dan sejarahnya, mengalami perpecahan yang mendalam pasca Perang Dunia II yang menghasilkan dua negara dengan ideologi yang sangat berbeda: Korea Utara dan Korea Selatan. Artikel ini akan membahas secara singkat sejarah perpecahan kedua negara tersebut.

Latar Belakang Historis:

Sebelum perpecahan, Korea adalah sebuah kerajaan yang bersatu selama berabad-abad. Pada akhir Perang Dunia II, Jepang, yang telah menduduki Korea sejak tahun 1910, menyerah kepada Sekutu. Ini menandai titik balik bagi Korea, yang telah lama mendambakan kemerdekaan.

Perpecahan di 38th Parallel:

Dalam upaya menstabilkan kawasan pasca penyerahan Jepang, Amerika Serikat dan Uni Soviet sepakat untuk menduduki Korea, dibagi oleh Garis Lintang ke-38: Uni Soviet di utara dan Amerika Serikat di selatan. Ini dimaksudkan sebagai solusi sementara. Namun, ketegangan global yang meningkat antara dua kekuatan dunia selama Perang Dingin mengkristalisasi pembagian tersebut menjadi permanen.

Pendirian Dua Negara:

Pada tahun 1948, dua pemerintahan terpisah secara resmi terbentuk: Republik Korea (Korea Selatan) yang didukung oleh Amerika Serikat dan sekutu Barat di Seoul, dan Republik Demokratik Rakyat Korea (Korea Utara) yang didukung oleh Uni Soviet di Pyongyang. Pemisahan ini diperparah oleh perbedaan ideologi – kapitalisme di selatan dan komunisme di utara.

Perang Korea (1950-1953):

Korea Utara, di bawah kepemimpinan Kim Il-sung, menyerang Korea Selatan pada 25 Juni 1950, dengan tujuan reunifikasi semenanjung di bawah pemerintahan komunis. Ini memicu Perang Korea yang melibatkan pasukan PBB yang dipimpin oleh Amerika Serikat yang datang untuk membantu Korea Selatan, dan perluasan konflik dengan intervensi China mendukung Korea Utara.

Gencatan Senjata dan Dampaknya:

Setelah tiga tahun pertempuran, gencatan senjata ditandatangani pada 27 Juli 1953, yang menghasilkan Zona Demiliterisasi Korea (DMZ) yang masih memisahkan kedua negara hingga hari ini. Gencatan senjata ini bukanlah perjanjian damai, yang berarti secara teknis kedua Korea masih dalam kondisi perang.

Situasi Kontemporer:

Korea Utara dan Korea Selatan telah mengambil jalur yang sangat berbeda sejak perpecahan mereka. Korea Selatan telah berkembang menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia dengan demokrasi liberal, sedangkan Korea Utara tetap tertutup dan totaliter di bawah dinasti Kim.

Penutup:

Perpecahan Korea adalah salah satu warisan yang paling tragis dari abad ke-20 dan Perang Dingin, menciptakan dua masyarakat yang berbeda secara radikal baik secara politik maupun ekonomi. Meskipun ada beberapa upaya diplomasi dan reunifikasi, perbedaan yang mendalam antara Korea Utara dan Selatan tetap menjadi salah satu tantangan geopolitik dan humaniter yang paling rumit di dunia modern.