preahvihearhotel.com

preahvihearhotel.com – Pada 31 Mei, Uni Eropa mengumumkan sanksi terhadap beberapa pejabat tinggi Iran dan entitas militer, termasuk Garda Revolusi, sebagai tanggapan atas tuduhan memasok drone ke Rusia dan sekutu-sekutunya di Timur Tengah. Sanksi tersebut secara spesifik menargetkan Menteri Pertahanan Iran, Mohammad Reza Ashtiani, dan Esmail Qaani, komandan Pasukan Quds.

Detail Sanksi Uni Eropa

Sanksi yang diumumkan juga melibatkan:

  • Pusat komando angkatan bersenjata Iran.
  • Kepala perusahaan penerbangan nasional.
  • Perusahaan elektronik Kavan Electronics Behrad.

Uni Eropa telah menginstruksikan bahwa warga negara dan perusahaan di Uni Eropa dilarang melakukan bisnis dengan individu dan organisasi yang terdaftar dalam sanksi.

Reaksi Iran terhadap Sanksi

Kementerian Luar Negeri Iran mengecam keputusan Uni Eropa, dengan menyatakan bahwa sanksi tersebut didasarkan pada “alasan dan tuduhan yang berulang, tidak masuk akal, dan tidak berdasar.” Juru bicara Kementerian, Nasser Kanani, mengkritik Uni Eropa karena menggunakan “sanksi yang usang dan tidak efektif.”

Kontroversi Internasional dan Tuduhan

Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, termasuk Israel, telah menuduh Iran menyediakan drone kepada sekutu-sekutunya di Timur Tengah, seperti kelompok Syiah Hizbullah di Lebanon dan pemberontak Houthi di Yaman. Selain itu, Kyiv juga menuduh Iran menyuplai drone yang digunakan oleh Rusia dalam operasi militer mereka di Ukraina, sebuah klaim yang telah dibantah oleh pemerintah Iran.

Kebijakan sanksi baru Uni Eropa terhadap Iran mencerminkan ketegangan yang meningkat terkait isu distribusi senjata di kawasan dan hubungan internasional yang kompleks. Reaksi keras dari Iran menunjukkan potensi eskalasi lebih lanjut dalam konflik diplomasi antara Iran dan Uni Eropa.