preahvihearhotel.com

preahvihearhotel.com — Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengumumkan kondisi darurat terkait stok cadangan pangan nasional, dengan indikasi penipisan stok pada komoditas penting seperti bawang putih, bawang merah, dan cabai, yang saat ini tercatat kosong.

Sarwo Edhy, Pelaksana Tugas Sekretaris Utama Bapanas, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, menyampaikan bahwa dari sasaran pemerintah untuk mempertahankan stok komoditas antara 5-10 persen dari kebutuhan pasar nasional demi stabilisasi harga, hanya beras dan jagung yang mendekati angka tersebut. Berdasarkan data terkini, stok beras hanya mencakup 61 persen dari kebutuhan bulanan, sekitar 1,6 juta ton dari total 2,6 juta ton. Sementara itu, stok jagung tercatat hanya 9 persen, yaitu 100,5 ton dari kebutuhan 1,1 juta ton.

Detail lebih lanjut mengenai kondisi stok cadangan untuk komoditas lain menunjukkan bahwa:

  • Kedelai hanya tersedia 1 ton.
  • Bawang merah hanya tersedia 1 ton.
  • Bawang putih tidak tersedia.
  • Daging sapi dan kerbau tersedia 1.367 ton, sangat kurang dari kebutuhan bulanan sebesar 68 ribu ton.
  • Daging ayam tersedia 345 ton, jauh dari kebutuhan bulanan 309 ribu ton.
  • Telur ayam tersedia 32 ton, dari kebutuhan 519 ribu ton.
  • Ikan tersedia 992 ton, dari kebutuhan 1,3 juta ton.

Stok untuk gula pasir dan minyak goreng juga mengalami kekurangan yang signifikan, dengan gula pasir hanya 2 persen dari kebutuhan bulanan atau sekitar 5.391 ton dari 244 ribu ton, dan minyak goreng hanya 1 persen dari kebutuhan bulanan, yaitu 5.017 kilo liter dari 518 ribu kilo liter.

Sarwo Edhy menginformasikan bahwa Perusahaan Umum Bulog sebagai BUMN yang bertanggung jawab akan secara bertahap menangani kekurangan ini. Saat ini, stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) tercatat sebanyak 48.765 ton dan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) sebesar 7.381 ton.

Mengenai produksi beras, diestimasikan mencapai 31,57 juta ton, melebihi kebutuhan beras nasional tahunan yang sebesar 31,2 juta ton. Namun, dengan defisit produksi domestik sekitar 2,4 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya, pemerintah sedang mempertimbangkan impor tambahan beras yang direncanakan sebanyak 3,39 juta ton untuk periode Mei-Desember 2024, sehingga total impor beras tahun ini diperkirakan mencapai 5,17 juta ton.

Penyaluran bantuan pangan tahap pertama telah mencapai 656 ribu ton dan tahap kedua 480 ribu ton, dengan target konsumsi ikan nasional 59,53 kilogram per kapita per tahun. Sarwo menegaskan kesiapan pemerintah untuk mengimpor beras sebagai salah satu solusi dalam mengatasi kekurangan stok dan stabilisasi harga pasar domestik.